Selasa, 31 Januari 2012

Applied mathematics and modeling for chemical engineers

Applied mathematics and modeling for chemical engineers




Bridges the gap between classical analysis and modern applications. Following the chapter on the model building stage, it introduces traditional techniques for solving ordinary differential equations, adding new material on approximate solution methods such as perturbation techniques and elementary numerical solutions. Also includes analytical methods to deal with important classes of finite-difference equations. The last half discusses numerical solution techniques and partial differential equations.



Download Disini LOKAL!
cepetan dari pada ntar kuliah pemodelan gak ngerti apa2...wkwkwk^^



Baca Selengkapnya..

Senin, 30 Januari 2012

Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics 6th edition

 
Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics 6th edition


Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, 6/e, presents comprehensive coverage of the subject of thermodynamics from a chemical engineering viewpoint. The text provides a thorough exposition of the principles of thermodynamics and details their application to chemical processes. The chapters are written in a clear, logically organized manner, and contain an abundance of realistic problems, examples, and illustrations to help students understand complex concepts. New ideas, terms, and symbols constantly challenge the readers to think and encourage them to apply this fundamental body of knowledge to the solution of practical problems.

The comprehensive nature of this book makes it a useful reference both in graduate courses and for professional practice. The sixth edition continues to be an excellent tool for teaching the subject of chemical engineering thermodynamics to undergraduate students.

download disini

Keywords :

Baca Selengkapnya..

Selasa, 24 Januari 2012

Susu dan Segala Kandungannya yang Bermanfaat

(Sumber gambar :http://inginsekalisehat.files.wordpress.com)

Susu memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Berikut ini adalah uraian tentang kandungan penting tersebut:
  • Lemak Susu
          Lemak yang terdapat di dalam susu tersusun dari trigliserida yang merupakan gabungan gliserol dan asam- asam lemak. Dalam lemak susu terdapat 60- 75% lemak yang bersifat jenuh, 25- 30% lemak yang bersifat tak jenuh, dan sekitar 4% merupakan lemak polyunsaturated.
            Komponen mikro lemak susu antara lain fosfolipid, sterol, tokoferol (vitamin E), karoten, serta vitamin A dan D.
  • Laktosa
             Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang terdapat di dalam air susu. Bentuk ini tidak terdapat di dalam bahan makanan yang lain.Kadar laktosa di dalam air susu adalah 4.60% dan ditemukan dalam keadaan larut.
Laktosa terbentuk dari dua komponen gula yaitu glukosa dan galaktosa. Sifat air susu yang sedikit manis ditentukan oleh laktosa. Kadar laktosa dalam air susu dapat dirusak oleh beberapa janis bakteri pembentuk asam susu.
Pemberian laktosa dalam susu dapat menyebabkan gangguan-gangguan perut bagi orang yang tidak tahan terhadap laktosa. Hal ini disebabkan kurangnya enzim laktase dalam mukosa usus.

  • Vitamin dan Enzim

Kadar vitamin di dalam air susu tergantung dari jenis makanan yang diperoleh ternak sapi dan waktu laktasinya. Vitamin yang terlarut didalam lemak adalah vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K. Sedangkan vitamin yang larut didalam air susu, tergolong vitamin B komplek, vitamin C, vitamin A, provitamin A dan vitamin D. Vitamin yang larut didalam air susu yang terpenting adalah vitamin B1, B2, asam nikotinat dan asam pantotenat.
Bila air susu dipanaskan atau dimasak, dipasteurisasi atau disterilisasi maka 10-30% vitamin B1 akan hilang, vitamin C akan hilang 20-60%.
Enzim berfungsi untuk mengolah suatu bahan menjadi bahan lain dengan jalan autolyse. Enzim yang terkenal adalah peroxydases, reductase, catalase dan phospatase. Dengan adanya pemanasan, enzim tidak akan berfungsi lagi.
  • Protein
Susu memiliki kadar protein yang tinggi. Kadar protein di dalam air susu rata-rata 3,20% yang terdiri dari: 2,70% kasein (bahan keju), dan 0,50% albumin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 26,50% dari bahan kering air susu adalah protein.
Selain itu, di dalam air susu juga terdapat globulin dalam jumlah sedikit. Globulin adalah protein yang memiliki fungsi enzimatik yaitu membantu memicu reaksi kimia di dalam tubuh. Protein di dalam air susu juga merupakan penentu kualitas air susu sebagai bahan konsumsi. Albumin ditemukan 5 gram per kg air susu, dalam keadaan larut. Di dalam pembentukan keju, albumin memisah dalam bentuk whey. Beberapa hari setelah induk sapi melahirkan, kandungan albumin sangat tinggi pada air susu dan normal setelah 7 hari. Albumin merupakan kandungan protein yang diperlukan oleh tubuh.
Protein menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai pondasi untuk pembentukan otot. Tetapi tidak semua protein sama. Protein yang terbesar dalam susu adalah kasein dan whey. Kedua protein susu ini sama-sama sumber amino esensial yang sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting.
1.       Kasein : protein utama susu yang lambat dicerna dan jumlahnya mencapai kurang lebih 80% dari total protein dalam susu.
2.       Whey protein : protein dalam susu yang cepat dicerna dan terdapat dalam bentuk larutan, disebut juga protein serum.
Kasein terdapat dalam bentuk kasein kalsium yaitu senyawa kompleks dari kalsium fosfat dan terdapat dalam bentuk partikel-partikel kompleks koloid yang disebut micelles. Partikel-partikel kasein dalam susu dapat dipisahkan dengan menambahkan asam atau dengan rennet kasein (parakasein).
Denaturasi protein adalah rusaknya struktur protein sehingga protein tidak dapat menjalankan fungsinya. Penyebab denaturasi adalah suhu, pemanasan, pH, oksidasi, dan lain-lain.
Baca Selengkapnya..

Whey Protein


Protein menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai fondasi untuk pembentukan otot., tetapi tidak semua protein sama. Protein yang terbesar dalam susu adalah kasein dan whey. Kedua protein susu ini sama-sama sumber amino esensial yang sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting, yaitu dalam hal kecepatan untuk dicerna.

Whey protein memiliki ciri- ciri cepat untuk dicerna, sehingga plasma amino meningkat cepat dalam tubuh. Whey juga mengandung leusin dalam jumlah tinggi, yaitu asam amino yang potensial untuk menstimulasi sintesa protein. Protein whey sangat bagus memperbesar sintesa protein secara cepat, tetapi efek positif ini hanya berlangsung singkat. Mengkonsumsi whey berulang-ulang akan bisa menjaga jumlah asam amino di darah. Sementara itu, kasein dapat meningkatkan amino yang berada di darah dalam jangka waktu yang lama. Serta mampu menghasilkan pengurangan sebesar 34% dalam pemecahan protein.
Whey dan kasein lebih baik bersama. Karena whey secara cepat meningkatkan sintesa protein dan kasein mencegah pemecahan protein dalam tubuh, kombinasi keduanya akan sangat ideal.

Penggunaan wheydan kasein. Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa kecepatan cerna protein adalah alat keseimbangan protein yang penting. Whey menyediakan persiapan sintesa protein yang cepat sementara kasein menyediakan pasokan protein yang berkesinambungan lama untuk pertumbuhan otot. Berdasarkan karakteristik yang berbeda ini, whey dan kasein dapat digunakan terpisah dan gabungan untuk memperoleh fungsi biologis uniknya.
Whey dapat mengalami denaturasi oleh panas pada suhu ±65°C. Setelah mengalami denaturasi, protein yang tertinggal dan dapat larut dalam whey ±0,5-0,7%. Protein utama yang termasuk dalam kelompok ini adalah laktoalbumin dan laktoglobulin. Laktoalbumin (C72H112N18O22S) merupakan protein yang terpenting dalam protein whey yang jumlahnya ±15% dari protein seluruhnya dan merupakan komponen kedua yang terbesar sesudah kasein. Protein ini mengandung asam amino triptofan yang tinggi (7%). Laktoglobulin (C628H1002O09N160S5) jumlahnya ±5%, mudah dikoagulasikan oleh panas dan kaya akan kandungan gugus SH, sehingga pada pemanasan setelah protein mengalami denaturasi, gugus SH menjadi mudah dilepaskan.

Daftar Pustaka :
Kosasih, Henny, dan Ingrid Suyanto, 2002, “Penelitian Laboratorium: Isolasi Kasein dari Susu Sapi dengan Menggunakan Enzim, halaman 2-9, Jurusan Teknik Kimia-Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Keywords :


Baca Selengkapnya..

Minggu, 22 Januari 2012

INDEX


Baca Selengkapnya..

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA I

Laporan Praktikum Teknik Kimia - Jurnal laporan biasanya dibutuhkan sebelum praktikan melakukan praktikum. Biasanya, jurnal ini merupakan versi singkat dari laporan yang akan disusun. Untuk mempermudah pembuatan jurnal, kali ini saya akan memberi beberapa laporan yang bisa kalian download supaya pembuatan jurnal menjadi baik adanya.
Beberapa laporan praktikum yang bisa di-download yaitu:

  1. Reaksi Identifikasi Kation Anion download disini
  2. Pada praktikum ini, mahasiswa melakukan reaksi identifikasi beberapa jenis kation dan anion.
  3. Permanganometri download disini
  4. Pada praktikum ini, mahasiswa melakukan pengukuran kadar Fe2+ dalam larutan sampel dengan menggunakan metode titrasi permanganometri. Di sini, titran (larutan kalium permanganat) dibuat 1 hari sebelumnya dengan alasan (alasan dapat dibaca di dalam laporan Bab III), titrasi yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu titrasi pembakuan larutan kalium permanganat oleh larutan asam oksalat, dilanjutkan dengan titrasi penentuan konsentrasi ion fero dalam sampel.
  5. Spektrofotometri download disini
  6. Pada praktikum ini, mahasiswa melakukan pengukuran kadar Fe3+ dalam sampel dengan menggunakan spektrofotometer UV/Vis. Di sini tidak dilakukan titrasi sama sekali, hanya melakukan pembuatan larutan dan pengenceran ke berbagai macam konsentrasi.
  7. Penentuan Kadar Oksigen Terlarut dalam Air download disini
  8. Pada praktikum ini, mahasiswa melakukan pengukuran kadar oksigen terlarut dalam sampel minuman menggunakan titrasi iodometri dengan cara Winkler. Di sini, dilakukan dua kali titrasi yaitu titrasi pembakuan natrium tiosulfat, dilanjutkan titrasi penentuan kadar oksigen dalam sampel.
  9. Penentuan Kadar Vitamin C dalam Sampel download disini
  10. Pada praktikum ini, mahasiswa melakukan penentuan kadar vitamin C dalam sampel dengan metode titrasi iodometri. Di sini dilakukan tiga kali titrasi, dimana titrasi pertama yaitu titrasi pembakuan larutan natrium tiosulfat; pembakuan larutan iodium; dan titrasi terakhir adalah titrasi I2 dengan larutan sampel (untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel).
  11. Asidimetri - Alkalimetri download disini
  12. Pada praktikum ini, mahasiswa melakukan titrasi asidimetri-alkalimetri. Di sini, total dilakukan titrasi sebanyak dua kali yaitu titrasi untuk asidimetri dan titrasi alkalimetri.
  13. Penentuan Kadar NaCl dalam Sampel download disini
  14. Pada praktikum ini, mahasiswa melakukan pengkuran kadar NaCl pada sampel dengan menggunakan metode argentometri. Di sini, dilakukan tiga kali titrasi yaitu titrasi pembakuan larutan AgNO3 ; titrasi blangko ; titrasi penentuan konsentrasi Cl- dalam larutan sampel.
  15. Penentuan Kesadahan Air download disini
  16. Pada praktikum ini, mahasiswa menentukan kesadahan total, kesadahan permanen dan kesadahan temporer dari sampel air dengan metode kompleksometri. Di sini, dilakukan tiga kali titrasi yaitu titrasi pembakuan larutan EDTA ; titrasi penentuan kesadahan permanen sampel air ; titrasi penentuan kesadahan total sampel air. Hasil kesadahan temporer dari sampel air didapat melalui rumus (Kesadahan temporer = kesadahan total - kesadahan permanen) sehingga tidak perlu dilakukan titrasi ataupun proses lebih lanjut untuk mengetahui nilai kesadahan temporer, cukup diperlukan data kesadahan total dan kesadahan permanen.
  17. Penentuan Kadar Iodium dalam Sampel download disini
  18. Pada praktikum ini, mahasiswa melakukan penentuan kadar iodium dalam sampel dengan metode iodometri

Laporan praktikum diatas adalah praktikum dasar dalam teknik kimia. Laporan yang lebih rumit akan diunggah selanjutnya. Jurnal yang ditulis adalah Bab II dan perkiraan hasil percobaan.
Untuk selanjutnya apabila teman2 mengalami kesulitan untuk menghadapi permasalahan, bisa mengomentari disini dan kami akan berusaha untuk menjawab permasalahan teman...^^. Semoga teman2 dapat terbantu dengan adanya Laporan Praktikum Teknik Kimia.
Baca Selengkapnya..

Rabu, 18 Januari 2012

Selulosa

Tahukah Anda bahwa Selulosamerupakan senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Diperkirakan sekitar 1011ton selulosa dibiosintesis tiap tahun, dan selulosa mencakup sekitar 50% dari karbon  tak bebas di bumi. Daun kering mengandung 10-20% selulosa, kayu 50%, dan kapas 90%. Salah satu sumber selulosa murni yang paling mudah didapatkan di laboratorium adalah kertas saring.
Selulosamembentuk komponen serat dari dinding sel tumbuhan. Ketegaran selulosa disebabkan oleh struktur keseluruhannya. Molekul selulosa merupakan rantai-rantai, atau  mikrofibril, dari D-glukosa sampai sebanyak 14.000 satuan yang terdapat sebagai berkas-berkas terpuntir mirip tali, yang terikat satu sama lain oleh ikatan hidrogen.

Suatu molekul tunggal selulosa merupakan polimer lurus dari 1,4’-b-D-glukosa. Hidrolisis lengkap dalam HCl 40% dalam air hanya menghasilkan D-glukosa. Disakarida yang terisolasi dari selulosa yang terhidrolisis sebagian adalah selobiosa, yang dapat dihidrolisis lebih lanjut menjadi D-glukosa dengan suatu katalis asam dengan emulsin enzim. Selulosa sendiri tidak mempunyai karbon hemiasetal, selulosa tidak dapat mengalami mitarotasi atau dioksidasi oleh reagensia seperti reagensia Tollens. (Mungkin terdapat suatu hemiasetal pada satu ujung dari tiap molekul selulosa, tetapi ujung ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan dan tidak menyerah ke reaksi yang dapat diamati).
Gambar 1. Struktur Selulosa
Selulosa memiliki banyak kegunaan, misalnya sebagai agen anticake, emulsifier, stabilizer, agen dispersi, thickener, dan agen gelling. Namun fungsi-fungsi ini biasanya adalah fungsi sampingan terhadap fungsi utamanya yang dapat menahan air. Air tidak dapat memasuki kristal selulosa, namun selulosa amorf kering dapat menyerap air menjadi lebih lembut dan fleksibel. Beberapa air ini tidak dapat membeku, namun terperangkap. Sedikit air dapat terikat oleh ikatan hidrogen langsung jika selulosa memiliki kristalinitas(kemampuan mengkristal) tinggi. Namun beberapa produk selulosa berserat dapat menahan air sampai jumlah yang tertentu dalam pori-pori dan biasanya dalam lubang berbentuk seperti sedotan. Selulosa dapat memberikan volume yang lebih besar dan tekstur khususnya sebagai pengganti lemak dalam saus namun ketidaklarutannya menyebabkan semua produk akan menjadi kelihatan seperti berawan. 
(Sumber : Chaplin, M. 2008)
Keywords :



Baca Selengkapnya..

Sabtu, 14 Januari 2012

Tipe-Tipe Hemasitometer/ Hemositometer

Ada berbagai macam jenis hemasitometer yang biasa digunakan sebagai ruang hitung mikroorganisme. 9 tipe hemasitometer/ hemositometer tersebut antara lain :
  1. Neubauer
  2. Luas keseluruhan areanya ialah 9 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Terdiri dari 9 kotak utama yang masing-masing luasnya 1 mm2. Kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 16 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan 8 kotak utama lainnya hanya terbagi menjadi 16 kotak besar saja.
    Gambar Hemasitometer Tipe Neubauer:
  3. Neubauer Improved

  4. Luas keseluruhan areanya ialah 9 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Terdiri dari 9 kotak utama yang masing-masing luasnya 1 mm2. Kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 25 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan 8 kotak utama lainnya terbagi menjadi 16 kotak besar saja.
    Gambar Hemasitometer Tipe Neubauer Improved:
  5. Neubauer Improved Bright-line
  6. Pada dasarnya jenis hemasitometer ini sama dengan jenis Neubauer Improved. Demikian juga dengan cara atau aturan perhitungannya. Yang membedakan kedua jenis ini ialah tampilan pada saat diamati dengan mikroskop. Pada jenis Bright-line ini area perhitungan tampak gelap, sangat tipis dan semi transparan (dilapisi Rhodium), sedangkan garis-garis pembatasnya akan tampak menyala. Tampilan dengan kekontrasan yang sangat mencolok ini akan meningkatkan keakuratan dalam perhitungan. Tetapi, kekurangan dari jenis ini ialah lebih sensitif dalam pembersihan dan perawatannya. Lapisan rhodium sangat mudah rusak atau terhapus pada saat pembersihan sehingga untuk pembersihannya membutuhkan ketelitian ekstra.
    Gambar Hemasitometer Tipe Neubauer Improved Bright-Line:
  7. Buerker
  8. Luas keseluruhan areanya ialah 9,3 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Terdiri dari 9 kotak utama yang masing-masing luasnya 1 mm2. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 16 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm.
    Gambar Hemasitometer Tipe Buerker:
  9. Tuerk
  10. Luas keseluruhan areanya ialah 9 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Terdiri dari 9 kotak utama yang masing-masing luasnya 1 mm2. Kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 25 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan 8 kotak utama lainnya hanya terbagi menjadi 16 kotak besar saja. Dilihat dari pembagian kotaknya, jenis ini hampir sama dengan jenis Neubauer Improved. Yang membedakan kedua jenis ini ialah adanya garis ganda yang membatasi semua kotak-kotak besar yang ada dalam area perhitungan
    Gambar Hemasitometer Tipe Tuerk:
  11. Thoma
  12. Luas keseluruhan areanya ialah 1,21 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Hanya terdiri dari satu kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 16 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan area di bagian atas, bawah, kanan dan kiri dari kotak utama hanya terdiri dari garis lurus yang merupakan lanjutan dari garis-garis lurus pada kotak utama.
    Gambar Hemasitometer Tipe Thoma:

  13. Thoma Neu
  14. Luas keseluruhan areanya ialah 1,21 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Hanya terdiri dari satu kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 16 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan area di bagian atas, bawah, kanan dan kiri dari kotak utama hanya terdiri dari garis lurus yang merupakan lanjutan dari garis-garis lurus pada kotak utama. Pada dasarnya jenis ini sama dengan jenis terdahulunya (Thoma), yang membedakan kedua jenis ini ialah tidak adanya garis bertumpuk 3 yang menjadi pembatas kotak-kotak besar pada kotak utama.
    Gambar Hemasitometer Tipe Thoma Neu:
  15. Nageotte
  16. Luas keseluruhan areanya ialah 100 mm2 dengan kedalaman 0,5 mm. Kedalaman area perhitungan untuk jenis ini dapat divariasi menjadi 0,25 mm atau 1 mm, hanya saja variasi kedalaman ini dapat dilakukan dengan pemesanan khusus pada pabrik produsennya. Terbagi menjadi 40 area berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 x 0,25 mm dan pada bagian tengah dari area perhitungan ditandai dengan garis ganda.
    Gambar Hemasitometer Tipe Nageotte:
  17. Fuchs-Rosenthal
  18. Luas keseluruhan areanya ialah 16 mm2 dengan kedalaman 0,2 mm. Terdiri dari 16 kotak besar yang berukuran 1 mm2, yang masing-masing terbagi lagi menjadi 16 kotak kecil dengan ukuran 0,25 x 0,25 mm. Antara kotak-kotak besar dibatasi dengan garis tebal, sedangkan kotak-kotak kecil dibatasi dengan garis yang lebih tipis.
    Gambar Hemasitometer Tipe Fuchs-Rosenthal:
Baca Selengkapnya..

Gold Mine from Old Motherboard

Do you ever heard about  Gold Mine from Old from Motherboard ? It is real, not just a gossip. Gold (chemical symbol Au), principally used in jewelry, is also used generally in manufacturing (and by the electronics and computer industries in particular) due to its excellent thermal and electrical conductivity, resistance to oxidation, and inalterability. The computer industry uses several hundred tons (318 tons in 2003, for example) of the element every year.

The precious metal is found in almost all computer components--processors, motherboards, extension cards, memory DIMMs, and so on. Of course, the amounts used in each part are infinitesimal. But with the price of gold skyrocketing in recent years, it’s becoming more and more economically-viable to recover gold from old electronic and computer components than to mine it. That’s why specialized companies have sprung up to do just that.
Today, we're going to show you how we recovered the gold from old motherboards using do-it-yourself methods. Please note: The chemicals used in this demonstration are extremely dangerous, especially in the concentrations used. Therefore, we strongly discourage you from attempting to reproduce this experiment at home.


Gold is found in numerous places on a motherboard: IDE connectors, PCI Express slot, PCI, AGP, ISA, and other ports, jumper pins, the processor socket, and DIMM (SIMM on older motherboards) slots.
All of these connectors are often covered with a fine layer of gold a few microns thick, deposited by flashing or plating.

So, the first stage of our experiment is to recover all these pins and connectors. We need pliers and cutters, flat and Philips screwdrivers, and liberal amounts of elbow grease...You need a lot of pins to conduct this experiment, and that's exactly what our donor boards provided...along with some equipment and chemicals.


 To recover the few micrograms of gold deposited on the pins, we’re going to use an electrolytic cell. The bath consists of a 95% solution of sulfuric acid. The cathode is lead and the anode is copper. The pins are placed in the copper anode, which we’ve formed into a basket shape. By running an electrical current through the cell, using an ordinary battery charger, the copper in the anode (and in the pins) dissolves and is deposited on the lead cathode. The gold, detached from the copper, forms a sediment at the bottom of the cell. Also note that the temperature of the bath increases significantly during this process.

Once all of the gold has detached from the pins, the bath is allowed to settle. Then, we recover as much of the sulfuric acid as possible, before diluting what remains in the bottom of the electrolytic cell.

Be careful to always pour acid into water, and not the other way around! If you do it wrong, the first drops of water that touch the surface of the sulfuric acid will immediately be vaporized and could cause acid splashes.

 We end up with a diluted solution of sulfuric acid, various metals (including gold), and waste that then needs to be filtered. Why not just filter the solution directly, without diluting it? Because paper filters don't stand up well to strongly concentrated sulfuric acid. That's why.
What remains in the filter is a mixture of various metals and impurities. We now dissolve everything in a mixture of hydrochloric acid at 35% and chlorine bleach (sodium hypochlorite) at 5%, in a proportion of 2 to 1.2 HCl + NaClO -> Cl2 + NaCl + H2O

Careful! The reaction is highly exothermic and produces chlorine, a highly dangerous gas. Chlorine gas was used as a chemical weapon during the first World War, under the name bertholite.

In fact, the chlorine produced by mixing hydrochloric acid and chlorine bleach is what will dissolve the gold to form gold(III) chloride.
2 Au + 3 Cl2 -> 2 AuCl3

Now, all we need to do is filter everything once again. The filter will retain all the impurities, leaving only a gold(III) chloride solution.


To recover the metallic gold, we now need to precipitate the gold that’s in solution. For that, we use powdered sodium metabisulfite. In the presence of water, the sodium metabisulfite produces sodium bisulfite.
Na2S2O5 + H2O --> 2 NaHSO3
This sodium bisulfite is what will allow the gold to precipitate.
3 NaHSO3 + 2 AuCl3 + 3 H2O --> 3 NaHSO4 + 6 HCl + 2 Au

We let the solution settle, then we recover the brown powder collected at the bottom of the beaker. We have to be careful not to lose any--that’s metallic gold!

Now, all we need to do is to melt the powder in a crucible.
The melting point of gold is around 1064° C (1947.52 °F), so an oxy-butane torch will do the job.


The result is a pretty gold BB!
Economically speaking, is it worth all the trouble? Definitely not. The process is only viable if it’s done on an industrial scale. The little ball of gold we recovered is only worth two or three dollars at current prices. And in fact, companies that recover the gold from old computers use other techniques and chemicals that are even more dangerous. But it’s still interesting and fun to know that it’s technically possible to recover gold from motherboards using a homemade process.

source: Tom's hardware
Baca Selengkapnya..

Jumat, 13 Januari 2012

Mass Transfer (1)

What is mass transfer ?
The transport of one constituent from a region of higher concentration to that of a lower concentration.Mass transfer occurs when a component in a mixture migrates in the same phase or from phase to phase because of a concentration difference between 2 point.

Mass transfer is also very important in bio-separations, biomedicine, drug delivery, artificial organ, etc



General Molecular Transport  Equation for Momentum, Heat and Mass Transfer
Driving force for mass transfer stands for gradient concentration.

Examples of Mass Transfer Phenomena
  • A drop of blue liquid dye is added to a cup of water
         clear fluid     +     red dye      =         pink water

  • Sugar in a cup of coffee dissolves and diffuses to the surrounding solution
  • In a fermentation process, nutrients and oxygen dissolved in the solution diffuse to the microorganism
  • In a catalytic reaction, reactants diffuse from the surrounding medium to the catalysts surface where reaction occurs.
(Source : CJ. Geankoplis, Transport Processes and Separation Principles, 4thed., 2003)

Keywords :




Dri
Baca Selengkapnya..

Kamis, 12 Januari 2012

Indeks Bias (Refractive Index)

Indeks bias merupakan sifat fisika, seperti titik didih, yang dapat digunakan untuk menentukan identitas dan kemurnian cairan. Pembiasan adalah pembelokan berkas cahaya dari satu medium ke medium lain yang memiliki densitas yang berbeda. Pembiasan muncul dari fakta bahwa cahaya merambat lebih lambat pada substansi yang memiliki densitas yang lebih besar. Pembiasan sangat berguna karena derajat pembiasan tergantung dari struktur senyawa.

Indeks bias diukur dengan alat yang disebut refraktometer, yang menentukan derajat pembiasan cahaya diantara cairan dan prisma.Indeks bias juga bergantung pada panjang gelombang dan temperatur temperatur. Panjang gelombang cahaya yang berbeda akan dibiaskan dalam jumlah yang berbeda. Ini merupakan alasan mengapa sinar matahari dapat dipisahkan menjadi spektrum warna (pelangi) oleh titik-titik air. Bila indeks bias digunakan sebagai konstanta fisik, hanya satu panjang gelombang cahaya saja yang dipakai, biasanya sodium D line, pada 589,3 nm. Panjang gelombang tunggal dapat diperoleh dari lampu sodium maupun cahaya putih dengan sistem prisma. Dan temperatur selalu spesifik ketika indeks bias dilaporkan.
Indeks bias merupakan sifat fisik yang sangat sensitif. Kecuali jika komponen sangat murni, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan indeks bias seperti yang tercantum pada literatur. Semakin dekat indeks bias yang teramati dengan indeks bias yang tercantum pada literatur, semakin murni senyawa tersebut.
Dalam hal struktur, indeks bias adalah fungsi dari kepolaran atom dan gugus dalam molekul. Semakin polar suatu molekul, maka indeks biasnya akan semakin tinggi.
(Fessenden, 2001)

Keywords :

Baca Selengkapnya..

Titik Azeotrop

Azeotrop (constant boiling mixtures) adalah campuran dengan komposisi yang konstan pada tekanan tertentu. Jika tekanan total diubah, baik titik didih maupun komposisi azeotrop juga akan berubah. Azeotrop bukan merupakan suatu senyawa pasti yang komposisinya konstan pada seluruh range temperatur dan tekanan, tetapi merupakan suatu campuran yang dihasilkan dari interaksi gaya intermolekuler dalam larutan.
(Maron, 1974)

Keywords :

Baca Selengkapnya..

Rabu, 11 Januari 2012

Perubahan Sifat Kimia Minyak Atsiri

Minyak atsiri yang kita kenal selama ini, memiliki sifat mudah menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang menyebabkan perubahan secara fisika maupun kimia pada minyak atsiriPerubahan sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi saat :
1.      Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran bahan mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada udara kering bersuhu rendah.

2.      Proses ekstraksi
a.       Proses ekstraksi
Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu ekstraksi terlalu tinggi.
b.      Proses distilasi
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena adanya air, uap air, dan suhu tinggi.
c.       Proses pengepresan
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena minyak atsiri berkontak dengan udara
(Yuwono, 1992)
Daftar Pustaka :
Yuwono, L.A. Jayanto, H. 1992. Skripsi : Pemisahan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk. hal 3-18. Surabaya

Keywords :

Baca juga : 



Baca Selengkapnya..

Kerusakan dan Kehilangan Minyak Atsiri beserta Cara Penyimpanan yang Baik

Selama penyimpanan bahan, penguapan minyak atsiri berlangsung lambat dan kehilangan minyak relatif kecil. Kerusakan minyak selama penyimpanan bahan terutama disebabkan oleh proses oksidasi, resinifikasi, dan kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Kehilangan minyak atsiri dari dalam bahan selama proses pelayuan dan pengeringan lebih besar daripada selama penyimpanan bahan dalam keadaan kering. Hal ini disebabkan karena selama proses pelayuan, air beserta minyak yang terdapat dalam sel akan berdifusi ke permukaan bahan dan selanjutnya menguap. Sirkulasi udara yang cepat dan kelembaban udara dalam ruang penyimpanan yang relatif tinggi akan mempercepat penguapan sebagian minyak dan mengakibatkan proses oksidasi karena panas dan oksigen udara.
Pada umumnya bahan yang berupa bunga dan daun tidak tahan disimpan lama, sedangkan bahan yang berupa biji, kulit, akar, dan kayu lebih tahan disimpan lama.
Minyak atsiri yang baru diekstrak (masih segar) biasanya tidak berwarna atau berwarna kekuning-kuningan dan beberapa jenis minyak berwarna kemerah-merahan, hijau, atau biru. Jika minyak dibiarkan lama di udara dan terkena cahaya matahari pada suhu kamar, maka minyak tersebut akan mengabsorpsi oksigen udara sehingga menghasilkan warna minyak yang lebih gelap, bau minyak berubah dari bau wangi alamiah, serta minyak menjadi lebih kental dan akhirnya membentuk sejenis resin.
Minyak atsiri dapat menguap pada suhu kamar dan penguapan semakin besar dengan kenaikan suhu, umumnya larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya, kurang larut dalam alkohol encer yang konsentrasinya kurang dari 70%. Daya larut minyak atsiri akan lebih kecil jika minyak tersebut mengandung fraksi terpena dalam jumlah besar.
Penyimpanan minyak atsiri dalam jumlah kecil, baik dilakukan pada botol yang berwarna gelap dengan tujuan untuk mencegah proses oksidasi, sedangkan penyimpanan minyak dalam jumlah besar dilakukan dalam drum yang dilapisi dengan laquer dengan tujuan untuk menghindari reaksi katalis antara minyak dengan ion logam. Udara yang terdapat pada permukaan minyak di dalam ketel dapat digantikan dengan gas karbon dioksida (CO2) atau gas nitrogen (N2) sehingga proses oksidasi dapat dikurangi selama proses penyimpanan minyak.
Minyak atsiri yang mengandung fraksi aldehida dalam jumlah besar, misalnya minyak lemon dan minyak mawar, jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama volumenya akan berkurang karena sebagian menguap. Minyak yang disimpan dalam suhu yang terlalu rendah dalam waktu lama akan menghasilkan endapan berupa lilin.
 (Ketaren, 1985)

Daftar Pustaka :
Ketaren, S. 1985. Minyak Atsiri. hal 4-16, 19, 22-34, 44-. Bogor : IPB

Keyword :
Baca Selengkapnya..

Minyak Atsiri

                  Minyak yang terdapat di alam dibagi menjadi 3 golongan yaitu minyak mineral (mineral      oil), minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan (edible fat), dan minyak atsiri (essential oil).
                  Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri dalam industri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman dan sebagai pencampur rokok kretek.
   Pada umumnya komponen minyak atsiri pada umumnya dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1.      Hidrokarbon

            Persenyawaan yang terdiri dari golongan ini terbentuk dari unsur hidrogen (H) dan karbon (C). Komponen kimia golongan hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas dari setiap jenis minyak.Daf

  1. Oxygenated Hydrocarbon (Hidrokarbon Beroksigen)
      Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Komponen kimia dalam kedua persenyawaan ini  berbau wangi khas yang berbeda-beda pada setiap jenis minyak yang berlainan. Selain itu minyak atsiri mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen tidak dapat menguap.
(Ketaren, 1985)
Komponen-komponen tumbuhan yang berbau, yang dapat dipisahkan dari bahan tumbuhan lain dengan penyulingan kukus disebut minyak atsiri (essential oil). Banyak minyak atsiri, seperti minyak dari bunga, digunakan dalam parfum. Kebanyakan minyak atsiri merupakan campuran dari terpena, suatu kelas produk alam dalam tumbuhan maupun hewan. Mana itu berasal dari terpentin yang kaya akan terpena.
 (Fessenden, 1984)
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa dari proses metabolisme dalam tanaman yang terbenuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga terbentuk dari hasil degradasi trigliserida oleh enzim atau dapat dibuat dari sintetis.
Komponen-komponen kimia dalam kedua golongan persenyawaan ini berbau wangi khas yang berbeda-beda pada setiap jenis minyak yang berlainan. Disamping itu, minyak atsiri mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil, yang merupakan komponen yang tidak dapat menguap.
 (Ketaren, 1985)
Daftar Pustaka 
Ketaren, S. 1985. Minyak Atsiri. hal 4-16, 19, 22-34, 44-. Bogor : IPB

Keywords :
Baca Selengkapnya..

Senin, 09 Januari 2012

Struktur Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri). Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu). Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
                                                 
Struktur dasar bakteri:
1.  Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2.    Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3.      Sitoplasma adalah cairan sel.
4.      Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5.    Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.

Struktur tambahan bakteri :
1.      Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2.    Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3.      Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4.  Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5.      Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6.      Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
(Sumber : Masitoh, I., 2009
Godam, 2008
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/)







Baca Selengkapnya..

KIRIM ARTIKEL GRATIS

Selamat Datang Di Catatan Wiesnu Santiana

Bagi teman-teman yang meiliki ide atau aspirasi apa saja dan ingin berbagi dengan teman-teman yang lainnya, saya Wiesnu Santiana mengajak Anda untuk berpartisipasi mencurahkan fikirannya di blog ini. Caranya cukup mudah yaitu silahkan Anda isi Nama dan Email dahulu untuk masuk ke area Pengiriman Artikel kemudian klik tombol MASUK dan kemudian silahkan ikuti langkah selanjutnya di Area Pengiriman Artikel. Terima kasih..!


Hormat Saya
Wiesnu Santiana

Masukan Nama dan Email Anda yang valid pada form di bawah ini:

Nama :


Email :


Masukan Kode :
Security code