Rabu, 11 Januari 2012

Kerusakan dan Kehilangan Minyak Atsiri beserta Cara Penyimpanan yang Baik



Selama penyimpanan bahan, penguapan minyak atsiri berlangsung lambat dan kehilangan minyak relatif kecil. Kerusakan minyak selama penyimpanan bahan terutama disebabkan oleh proses oksidasi, resinifikasi, dan kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Kehilangan minyak atsiri dari dalam bahan selama proses pelayuan dan pengeringan lebih besar daripada selama penyimpanan bahan dalam keadaan kering. Hal ini disebabkan karena selama proses pelayuan, air beserta minyak yang terdapat dalam sel akan berdifusi ke permukaan bahan dan selanjutnya menguap. Sirkulasi udara yang cepat dan kelembaban udara dalam ruang penyimpanan yang relatif tinggi akan mempercepat penguapan sebagian minyak dan mengakibatkan proses oksidasi karena panas dan oksigen udara.
Pada umumnya bahan yang berupa bunga dan daun tidak tahan disimpan lama, sedangkan bahan yang berupa biji, kulit, akar, dan kayu lebih tahan disimpan lama.
Minyak atsiri yang baru diekstrak (masih segar) biasanya tidak berwarna atau berwarna kekuning-kuningan dan beberapa jenis minyak berwarna kemerah-merahan, hijau, atau biru. Jika minyak dibiarkan lama di udara dan terkena cahaya matahari pada suhu kamar, maka minyak tersebut akan mengabsorpsi oksigen udara sehingga menghasilkan warna minyak yang lebih gelap, bau minyak berubah dari bau wangi alamiah, serta minyak menjadi lebih kental dan akhirnya membentuk sejenis resin.
Minyak atsiri dapat menguap pada suhu kamar dan penguapan semakin besar dengan kenaikan suhu, umumnya larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya, kurang larut dalam alkohol encer yang konsentrasinya kurang dari 70%. Daya larut minyak atsiri akan lebih kecil jika minyak tersebut mengandung fraksi terpena dalam jumlah besar.
Penyimpanan minyak atsiri dalam jumlah kecil, baik dilakukan pada botol yang berwarna gelap dengan tujuan untuk mencegah proses oksidasi, sedangkan penyimpanan minyak dalam jumlah besar dilakukan dalam drum yang dilapisi dengan laquer dengan tujuan untuk menghindari reaksi katalis antara minyak dengan ion logam. Udara yang terdapat pada permukaan minyak di dalam ketel dapat digantikan dengan gas karbon dioksida (CO2) atau gas nitrogen (N2) sehingga proses oksidasi dapat dikurangi selama proses penyimpanan minyak.
Minyak atsiri yang mengandung fraksi aldehida dalam jumlah besar, misalnya minyak lemon dan minyak mawar, jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama volumenya akan berkurang karena sebagian menguap. Minyak yang disimpan dalam suhu yang terlalu rendah dalam waktu lama akan menghasilkan endapan berupa lilin.
 (Ketaren, 1985)

Daftar Pustaka :
Ketaren, S. 1985. Minyak Atsiri. hal 4-16, 19, 22-34, 44-. Bogor : IPB

Keyword :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KIRIM ARTIKEL GRATIS

Selamat Datang Di Catatan Wiesnu Santiana

Bagi teman-teman yang meiliki ide atau aspirasi apa saja dan ingin berbagi dengan teman-teman yang lainnya, saya Wiesnu Santiana mengajak Anda untuk berpartisipasi mencurahkan fikirannya di blog ini. Caranya cukup mudah yaitu silahkan Anda isi Nama dan Email dahulu untuk masuk ke area Pengiriman Artikel kemudian klik tombol MASUK dan kemudian silahkan ikuti langkah selanjutnya di Area Pengiriman Artikel. Terima kasih..!


Hormat Saya
Wiesnu Santiana

Masukan Nama dan Email Anda yang valid pada form di bawah ini:

Nama :


Email :


Masukan Kode :
Security code